Pages

Thursday, August 22, 2013

Mengenal Burung Murai Batu

Foto Burung Murai Batu
Burung Murai Batu memiliki nama latin Copsychus malabaricus. Salah satu burung peliharaan yang terkenal di Indonesia ini dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama White-rumped Shama. Burung ini merupakan burung endemik Asia Selatan dan Asia Tenggara. Namun pada tahun 1931 Alexander Isenberger dari Malaysia sudah memperkenalkannya ke Kaua'i, Hawai'i dan pada tahun 1940 Hui Manu Society memperkenalkannya ke wilayah O'ahu.

Habitat burung murai batu antara lain di rerimbunan hutan bambu (Asia), dan di hutan lembah (Hawaii). Murai batu biasanya membangun sarangnya di semak-semak atau di pohon-pohon yang tidak terlalu tinggi di hutan dataran rendah.

Burung murai batu terbagi dalam banyak ras, diantaranya adalah ras nominate (hidup di wilayah Ghats Barat, India bagian Selatan), leggei (Sri Lanka), indicus (India bagian Utara), albiventris (Kepulauan Andaman, sekarang dipisahkan dalam spesies tersendiri yaitu Andaman Shama), interpositus (Asia Barat Daya, China, Thailand, Myanmar, hingga kepulauan Mergui), dan mallopercnus (Semenanjung Malaysia).

Sementara di Indonesia, beberapa ras murai batu yang ada antara lain ras tiga-warna (tricolor) ditemukan di Sumatera, Jawa, Bangka, Belitung, dan Kepulauan Karimata. Ras mirabilis (Selat Sunda), melanurus (Barat Laut Sumatera), opisthopelus, javanus, omissus, ochroptilus, abbotti, eumesus, suavis (Kalimantan). Dan masih ada lagi beberapa lainnya.

Murai Batu memiliki berat badan sekitar 1 - 1,2 ons dengan panjang sekitar 9 - 11 inch. Murai Batu Jantan memiliki bulu hitam berkilau, bagian perut berwarna kastanye, dengan bulu putih pada bagian pantat dan ekor luar. Sedangkan yang betina memiliki warna cokelat keabuabuan dan cenderung lebih pendek dibandingkan dengan yang jantan. Baik jantan ataupun betina, keduanya memiliki paruh berwarna hitam dan kaki berwarna pink. Untuk murai muda, warna bulunya mirip si betina, tetapi dengan sedikit bercak di dada.

Murai Batu cenderung lebih aktif diwaktu senja (crepuscular). Mereka merupakan burung yang pemalu tetapi sangat teritorial. Baik jantan ataupun betina memiliki daerah teritorialnya sendiri-sendiri. Selama musim kawin pejantan akan menjaga wilayahnya hingga seluas 0,9 hektar.
Kicauan Murai Batu sangat variatif dan indah, sehingga burung ini begitu populer dijadikan sebagai burung peliharaan di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Suaranya keras dan jernih serta khas.

Makanan Burung Murai Batu di alam liar adalah serangga. Namun untuk yang sudah dikandang, mereka juga sering diberi makan biji-bijian yang dicampur kuning telur dan daging mentah.

Musim kawin murai batu terjadi antara bulan Januari hingga September, tetapi biasanya pada bulan April mereka sudah bertelur 3 sampai 4 butir. Saat membuat sarang, si betina akan mengumpulkan akar, daun, ranting untuk membuat sarang, sementara yang jantan hanya mengawasi dan menjaga si betina.

Telur-telur murai batu akan dierami oleh si betina selama kurang lebih 12-15 hari. Setelah menetas, baik si jantan maupun si betina secara bersama-sama mengasuh anak-anak mereka.

Referensi : wikipedia

No comments:

Post a Comment