Burung Perenjak Jawa atau Ciblek memiliki nama latin Prinia familiaris. Dalam bahasa Inggris burung ciblek dikenal dengan nama bar-winged Prinia. Nama tersebut merujuk pada dua garis putih pada setiap sayapnya. Burung ini adalah salah satu burung endemik Indonesia.
Ciblek termasuk jenis burung berbadan kecil. Panjangnya hanya sekitar 13 cm dengan warna dominan cokelat hijau-zaitun. Bagian tenggorokan dan dada berwarna putih, sementara bagian pantat dan perut berwarna kekuningan. Ekornya panjang dengan ujung berwarna putih dan hitam.
Burung Perenjak Jawa merupakan spesies burung yang lincah. Habitat perenjak jawa adalah daerah terbuka dan daerah bersemak. Mereka sering ditemukan berada di taman kota, tepi sawah, hutan sekunder, perkebunan, hingga hutan bakau. Biasanya mereka berkeliaran dalam jumlah kecil.
Makanan burung ciblek antara lain serangga dan ulat. Mereka berburu mangsanya di permukaan tanah hingga ke atas pohon. Burung ciblek membuat sarang di semak-semak dengan ketinggian sekitar 1,5 m dari permukaan tanah. Sarang tersebut terbuat dari anyaman serat tumbuhan, dan rerumputan kering.
Daerah penyebaran burung perenjak jawa adalah di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali. Di Sumatra, perenjak jawa ada yang hidup di wilayah dengan ketinggian hingga 900 m dpl, sementara di Jawa dan Bali biasanya mereka hanya hidup di ketinggian 1.500 m dpl.
Burung ini baru mulai dianggap bernilai ekonomi sejak tahun 1990-an hingga sekarang. Sebelumnya, burung ciblek tidaklah dilirik untuk dipelihara. Namun sekarang, ciblek banyak yang ditangkap untuk dijual sebagai burung piaraan.
Meskipun burung kecil ini terlihat tidak takut berkeliaran di dekat manusia, tetapi ketika dipelihara di dalam sangkar, ciblek akan mudah stress dan mati. Terutama ciblek yang sudah dewasa saat ditangkap.
Burung ciblek termasuk jenis burung yang sangat susah ditangkarkan. Namun sejak 2010 silam, seorang penghobi burung kicau yang bernama Iwan yang tinggal di daerah Lippo, Cikarang berhasil menangkarkan burung perenjak jawa ini.
Pada mulanya, populasi burung ciblek terkesan begitu melimpah. Namun saat ini di beberapa wilayah seperti di pinggiran Jakarta dan Bogor hampir mustahil untuk menemukan burung ini di alam liar. Dalam pemeliharaan biasanya burung ciblek diberi makan
kroto, ulat hongkong, atau pelet.
Referensi : wikipedia
No comments:
Post a Comment